Masih ada

Aku memandang jauh ke hujung mata,
Sejauh pandangan mampu pergi,
hingga hilang tatapanku ditelan horizon,
Kali ini masih kaku paparan mataku,
Masih kosong jiwa yang mentafsir,
Kali ini aku masih keliru,
masih dengan jalan tanpa tujuan,
sesekali keluhan berat kedengaran,
bila mahu berakhir?
Tuhan?

Dalam keheningan suasana,
Satu suara bergema,
Syukuri nikmatNya,
Dan Dia akan tambah lebih lagi,
Aku memejam mata,
Minda, aku atur semula.
Mereka yang setia,
Kuputar wajahnya mengelilingi kotak memori,
Dalam resah gelisah dunia,
Aku tersenyum, Bahagia...

Berganti wajah yg memenuhi storan minda,
Kau kena terima...
Aku buka mata,
Biar menitis air jernih dipermukaan pipiku,
Yang pergi tetap pergi,
Yang tegar meninggalkan tetap takkan kembali,
Biar masih ada harapan dihati,
Biar masih ada rasa yg beku,
Mereka tidak peduli,
Mereka takkan kembali,
Apatah lagi memujuk hati,

Masaku takkan aku hentikan lagi,
Mereka mahu pergi.
Disebalik coretan debu yang berterbangan,
Aku rasai huluran tangan,
Memegang kejap jemari dinginku,
Jangan pernah pergi....
Aku tersenyum lagi,
Aku tak bersendiri,
Tak lagi,
Jangan sedih lagi...
Semakin kejap genggamannya,
Aku turun membalas,
Berpaling menatap,
Setiap wajah-wajah setia yang teguh menemani,
Tubuhnya ku dakap,
Erat....
Takkan pernah pergi... Takkan pernah pergi... Jangan tinggal aku sendiri... Jangan biar aku sunyi... Jangan biar mati... Jiwa itu masih ada... Hati itu masih hidup... Jangan biar mati...
Dan pelukan berbalas,
Aku masih hidup,
Nafas itu masih ada,
Mereka masih ada,
Aku masih ada,
Kita masih nyata...

”Dan (ingatlah) ketika Tuhan kamu memberitahu: "Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur nescaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu, dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah keras".”(QS.ibrahim [14]: 7)

Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment